Brand purpose tidak boleh disusun asal-asalan. Ada lima hal yang harus dipertimbangkan agar tujuan brand dapat tersampaikan dan memberi dampak yang positif.
1. Kecocokan Purpose dengan Value Brand
Kesesuaian antara brand purpose dan brand value memberi kesan bahwa merk tersebut tulus dan peduli dengan isu yang diangkat. Jika sebuah brand membuat tujuan hanya karena mengikuti tren, masyarakat akan memandangnya negatif. Contohnya, jika sebuah perusahaan mempromosikan kesetaraan untuk semua ras dalam marketing campaign, tetapi pada kenyataannya berlawanan, maka akan ada respon negatif dari masyarakat.
2. Relevan dengan Kepentingan Audiens
Poin kedua, brand purpose harus relevan dengan audiens. Caranya adalah dengan menciptakan korelasi antara produk dan purpose. Sebuah contoh, tujuan brand adalah untuk meningkatkan kesejahteraan petani lokal, maka produk dari brand tersebut dibuat menggunakan bahan yang dihasilkan dari petani lokal dan dibeli dengan harga yang layak.
3. Penyampaian Purpose Selaras dengan Brand Personality
Salah satu contoh brand yang mengkomunikasikan purpose dengan baik adalah The Body Shop. Visi brand ini adalah menjual produk dari bahan alami yang diperoleh dengan cara manusiawi dan tanpa kekerasan dalam prosesnya. Visi ini dikemas kuat dalam setiap elemen branding, seperti pada kemasan produk. Dari hal tersebut, bisa dilihat jika The Body Shop sebagai brand yang membangun bisnis untuk kebaikan.
4. Saling Memberi Manfaat
Manfaat dari purpose juga harus bisa dirasakan oleh suatu kelompok maupun masyarakat secara luas. Misalnya, saat sebuah brand fashion seringnya tidak memproduksi pakaian untuk wanita plus size, Anda membuat diversifikasi dengan menciptakan baju stylish untuk wanita plus size. Lebih dari itu, brand Anda juga menampilkan model dengan tubuh plus size pada katalog produk. Hal ini akan membuat orang-orang yang membutuhkan pakaian plus size merasa menjadi bagian dari tren fashion dan percaya bahwa mereka juga bisa tampil dengan gaya yang mereka mau.
5. Aksi Nyata Non-Marketing
Dalam sebuah kasus, perusahaan yang terus mempromosikan nilai-nilai kesetaraan tentunya membuat masyarakat berekspektasi saat proses pencarian talent, semua pelamar akan dianggap sama rata. Jika tanpa aksi nyata yang kongkrit, fungsi purpose hanya berhenti pada citra saja, tidak akan berhasil menjadi inti dan identitas dari brand tersebut.
Purpose adalah sebuah jawaban dari pertanyaan ‘mengapa brand tersebut diciptakan?’. Perlu waktu lama untuk menemukannya dan menghubungkan purpose dalam semua elemen baik untuk marketing maupun operasional. Tanpa keterikatan ini, purpose akan terasa ‘palsu’, seperti menggunakan topeng.