Pada tahun 2020 ketika dunia dilanda COVID, stay at home menjadi tren. Banyak orang yang mengulik TikTok sebagai platform marketing karena memiliki milyaran pengguna aktif di seluruh dunia. Lalu, jika dibandingan Instagram dengan jumlah pengguna yang tidak kalah besar, siapa yang lebih unggul? Berikut adalah pendapat dari C&C dan Will Varney dari digital marketing agency bernama Megaphone mengenai perbedaan mendasar TikTok dan Instagram.
1. Pengguna
Ada banyak kemiripan antara TikTok dan Instagram dilihat dari penggunanya.
- Kedua platform mempunyai audience yang mudah untuk diperkenalkan dengan produk atau jasa.
- Kedua platform ini mayoritas digunakan oleh kalangan muda, yaitu berusia 35 tahun ke bawah.
- Kedua platform ini kehadirannya mendunia dan populer.
Mayoritas pengguna TikTok adalah wanita dengan persentase 57%, sedangkan pria 43%. Di Indonesia sendiri pengguna TikTok mencapai 99 juta. Pengguna TikTok lebih responsif terhadap iklan, namun iklan yang terkesan natural dan tidak terlalu hard selling.
Sementara Instagram, jumlah pengguna terbanyak adalah dari generasi millennials dan gen Z, dengan audience 48,4% wanita dan 51,6% pria. Pengguna Instagram responsif akan iklan, tetapi masih kurang jika dibandingkan dengan pengguna TikTok.
2. Format Konten
Konten Instagram tersedia dalam berbagai format, termasuk foto, video singkat, reels, story, live, dan video panjang di IGTV. Instagram feeds terlihat seperti platform sosial media lainnya, dengan scroll tanpa batas. Pengguna lebih mudah beralih dari satu post ke post lainnya tanpa fokus di salah satunya.
Sedangkan konten TikTok tersedia dalam bentuk video vertikal dengan durasi maksimal 10 menit. Untuk melihat post lain, pengguna dapat melakukan swipe up. Atas dasar ini pengguna bisa lebih fokus pada satu video dan iklan akan lebih mudah terlihat.
Keunggulan Instagram adalah memiliki bentuk unggahan yang variatif. Namun, ternyata mengelola iklan dan konten dalam berbagai bentuk tidaklah mudah, sedikit membingungkan, dan terkadang tidak membuahkan ROAS (Return On Ads) yang baik. Berbeda dengan TikTok yang hanya menyediakan satu format konten. Hal ini membuat konten dan iklan lebih mudah dioptimasi serta memiliki ROAS yang menarik.
3. Tipe Konten
Konten di Instagram cenderung diedit dengan banyak filter dan efek untuk meningkatkan tampilan. Pengguna kerap melakukan retouch pada foto atau video agar terlihat menarik. Banyak pengguna Instagram membuat akunnya menjadi estetik dengan menggunakan tone editing yang sama. Ketika mengunjungi profil seseorang, Anda langsung bisa menebak bagaimana style pemilik akun dan karakternya.
Sementara video yang diunggah ke TikTok cenderung mentah dan tidak melalui proses editing. Ada beberapa filter yang bisa digunakan, namun orang lebih memilih untuk membuat video singkat dan langsung mengunggahnya segera. Kemungkinan editing adalah dengan teknik rough cut atau metode memotong dan memasukkan video sesuai durasi. Jadi, ketika Anda berkunjung ke profil TikTok seseorang, akan sulit melihatnya dari segi estetika.
Penjelasan di atas membuat Instagram adalah pilihan yang kuat untuk iklan dengan konten yang nyaris sempurna karena menyatu dengan konten Instagram lainnya. Sedangkan TikTok merupakan pilihan yang baik untuk soft selling dan berkolaborasi dengan influencer.
4. Iklan
Instagram dan TikTok mengijinkan pemilik brand untuk mengiklankan produk atau jasa yang mereka tawarkan. Beriklan di Instagram dapat dilakukan dengan bentuk foto atau video yang muncul pada feeds, story, reels, dan IGTV. TikTok memperbolehkan brand untuk beriklan melalui 60 detik video. Iklan akan terlihat seperti unggahan organik diantara video-video lainnya.
Uniknya, jika iklan TikTok dibandingkan dengan iklan Intsgaram reels akan sedikit lebih unggul dari segi reach, CPC, serta CPM yang lebih rendah.
5. Konten Organik
Dilihat dari konten organik, TikTok lebih unggul untuk memikat audience dengan usia lebih muda di bawah 24 tahun. Algoritma TikTok juga akan memberikan reward lebih untuk user yang memproduksi konten dalam jumlah banyak.
Algoritma Instagram memberikan reward kepada content creator yang mementingkan kualitas konten dibanding kuantitas. Semakin tinggi engagement yang dihasilkan, maka konten akan mendapatkan lebih banyak exposure. Jadi, jika Anda lebih fokus pada kualitas dibandingkan kuantitas, Instagram adalah pilihan yang baik.
Kesimpulannya, kedua platform berguna untuk meningkatkan awareness dan branding bisnis Anda. Instagram cocok untuk konten yang sudah dipoles dengan segemen audience yang lebih beragam dari segi usia. Sedangkan perbedaan TikTok dan Instagram lainnya terletak pada usia audiencenya. TikTok cocok untuk konten organik dan lebih mudah menarik minat audience usia muda. Meskipun demikian, keduanya cocok untuk bekerja sama dengan influencer. Dari kedua platform ini, mana pilihan Anda?