Design thinking berlaku untuk apa pun peran atau industri pekerjaan Anda karena dapat menghadirkan solusi inovatif berdasarkan kebutuhan pelanggan. Pemikiran ini akan membantu Anda dalam mengembangkan produk, service, proses, dan organisasi.
Sejatinya, design thinking berpusat pada manusia, mendorong sebuah organisasi untuk fokus pada orang-orang yang mereka buat, mengarah pada produk, layanan, dan proses yang lebih baik. Ketika Anda menciptakan solusi untuk kebutuhan bisnis, pertanyaan utama yang harus dijawab adalah “Apa kebutuhan manusia di baliknya?”
Menerapkan design thinking berarti menyatukan keinginan manusia dari sudut pandang kelayakan teknologi dan ekonomi. Ini juga memungkinkan bagi mereka yang bukan designer untuk menggunakan teknik, metode, dan pola pikir kreatif dalam menangani berbagai tantangan.
Berikut empat cara untuk menerapkan design thinking dalam tim Anda:
1. Mengumpulkan Informasi dengan Melatih Empati, Observasi, dan Wawancara
Mengetahui karaktertistik dari customer adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk menciptakan produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jangan menggunakan asumsi. Mengumpulkan informasi tentang target customer adalah hal yang penting dalam proses design thinking.
2. Buat Coretan Tentang Kebutuhan yang Belum Terpenuhi
Tidak perlu membuang banyak waktu dan sumber daya untuk melakukan uji coba. Cukup gunakan pulpen dan kertas untuk membuat corat-coret tentang analisa kebutuhan dari customer sebelum menempatkan dana untuk membuat produk atau solusi. Optimalkan tim Anda dengan membuat project “eksperimental” selama 6 minggu. Tujuannya bukan untuk mencapai kesuksesan, namun pembelajaran tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh customer.
3. Mengubah Permasalahan Menjadi Pertanyaan
Ketika dihadapkan dengan masalah, jangan terburu-buru mencari jalan keluarnya. Ubahlah mindset Anda untuk mengajukan pertanyaan yang membawa Anda lebih dekat ke akar permasalahan. Dengan metode ini, perbaikan yang signifikan akan muncul. Contohnya, sebuah perusahaan mengalami kesulitan dalam membuat karyawannya bertahan cukup lama (retention rate yang rendah). Dibandingkan mencari solusi tentang bagaimana meningkatkan retention rate, lebih baik membuat pertanyaan “bagaimana menciptakan employee experience yang lebih baik dengan fokus kepada kebutuhan manusia?” Dengan ini, Anda bisa menemukan solusi yang lebih baik untuk permasalahan retention.
4. Menggunakan Riset untuk Memahami Masa Lalu, Sekarang, dan Masa Depan
Poin keempat adalah menggunakan riset untuk mendapatkan informasi tentang customer dengan melakukan observasi, wawancara, empati yang tinggi, dan eksplorasi pengguna ekstrem. Secara umum, riset yang Anda lakukan bisa terbagi menjadi tiga cara:
- Riset generatif: digunakan untuk mendapatkan ide kesempatan baru dan mengetahui kebutuhan.
- Riset evaluatif: digunakan untuk mengumpulkan feedback dari eksperimen dan mengambil langkah lanjutan.
- Riset validatif: digunakan untuk mengidentifikasi tren apa yang sedang terjadi saat ini.
Generatif dan evaluatif fokus risetnya pada masa depan dan ide baru, sedangkan validasi berfokus pada apa yang terjadi sekarang.
Nah, inilah konsep design thinking yang lebih menerapkan interaksi dengan manusia. Siap menerapkannya untuk konsep strategic di bisnis Anda?