Reels vs TikTok: Mana yang Lebih Baik untuk Video Pendek?

TikTok menjadi pusat video pendek di media sosial karena kini memiliki 1 miliar pengguna aktif bulanan. Platform ini terkenal dengan konten video yang tidak terlalu serius. Tidak seperti jejaring sosial lain, konten yang tidak dipoles dan organik cenderung memiliki performa terbaik di TikTok. Reels vs TikTok masih berlangsung.

Meskipun reputasi TikTok sama sekali tidak menggambarkan bisnis, platform ini menarik minat dari berbagai brand. Unggahan dan rekomendasi yang berpusat pada produk/nama brand begitu mendominasi.

Ini menandakan peluang yang sangat besar bagi para pelaku marketing. Faktanya, 84% pelaku marketing meningkatkan pengeluaran mereka di TikTok. Kabar baiknya, semua jenis konten biasanya disukai oleh brand karena membentuk komunitas dan bisa mendapatkan exposure lebih.

Bagaimana dengan Instagram Reels?

Dirilis pada tahun 2020, Reels mewakili respons Instagram terhadap TikTok sebagai video berdurasi pendek. Dari situlah asal muasal narasi "Reels vs TikTok". Reels memiliki banyak fitur dan fungsi yang sama dengan TikTok, tidak heran jika kedua platform ini sering dianggap sama dalam hal konten video.

Pada masa-masa awal Reels, banyak brand yang hanya melakukan cross-posting konten dari TikTok. Hal itu berubah dengan cepat ketika Instagram mengumumkan bahwa algoritma mereka akan mengurangi prioritas konten yang mengandung watermark TikTok. Hal ini tidak hanya mengurangi cross-posting langsung, tetapi juga mendorong brand untuk menata ulang apa yang harus mereka lakukan dengan Reels.

Apa Kesamaannya?

1. Kedua platform ini berpusat pada video berdurasi pendek. Baik Reels maupun TikTok adalah media utama untuk mempromosikan brand atau menyebarkan video hiburan dengan beragam kreativitas.
2. Reels dan TikTok memiliki akses audio yang memungkinkan pengguna dapat menggunakan efek suara, musik, dan potongan audio dengan mudah ke konten apa pun.
3. Adanya efek visual dan filter membuat video lebih menonjol dan memungkinkan Anda untuk menempatkan brand pada apa pun yang Anda posting.
4. Video berdurasi pendek semakin populer untuk iklan. Meskipun iklan TikTok relatif baru, tetapi sudah banyak content creator yang mengilkankan konten tentang brand yang mereka beli.
5. Peluang akun berinteraksi semakin besar dengan opsi ‘kolaborasi’ dari Reels dan ‘duet’ dari TikTok, sehingga para creator maupun brand dapat bekerja sama lebih mudah.

Apa Perbedaannya?

1. Durasi video di TikTok dan Reels berbeda. Di TikTok, pengguna dapat mengunggah video dengan durasi mulai dari 15 detik hingga 10 menit. Sementara, Reels menawarkan tiga pilihan durasi video, yakni 15, 30, dan 60 detik saja. Demikian, kedua platform ini tetap ideal untuk video pendek.
2. Untuk opsi musik dan suara, Tiktok memiliki materi audio yang lebih luas. Sedangkan di Instagram, materi audio terbatas terutama saat Anda ingin menggunakan lagu dari creator TikTok juga sudah memiliki efek audio yang lebih beragam dibanding Instagram. Meskipun demikian, Instagram akan menyertakan fitur text-to-speech dan efek suara baru ke depannya.
3. Kedua platform ini populer di kalangan anak muda, tetapi demografi media sosial menunjukkan TikTok lebih banyak diakses oleh kalangan Gen Z dan remaja.
4. Jika Anda sudah menggunakan Instagram, Anda memiliki akses ke Reels (yang tersedia di 50 negara). Di sisi lain, TikTok dilarang di beberapa wilayah karena undang-undang.
5. Analisis TikTok mempelajari profil keseluruhan dan kinerja video individu, termasuk metrik total waktu bermain, rata-rata waktu menonton, serta geolokasi. Sementara, pengguna Instagram harus mengandalkan analisis umum Instagram untuk mendapatkan data spesifik Reels. Platform ini akan memberikan metrik waktu bermain, interaksi, jangkauan, likes, komentar, dan saved.

Pertumbuhan dan popularitas TikTok serta Reels menandakan pentingnya video berdurasi pendek.  Meskipun persaingan antar industri sangat ketat, peluang brand masih tetap ada. Ini pilihan, apakah Anda akan menggunakan salah satu platform atau keduanya. Namun, sebelumnya Anda perlu melakukan brainstorming tentang campaign video media sosial dengan tujuan bisnis.